Jakarta, 11 September 2025 – Kantor Urusan Agama (KUA) Penjaringan kembali menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Perkawinan (Bimwin) bagi calon pengantin. Program ini merupakan salah satu layanan prioritas Kementerian Agama untuk memberikan bekal pengetahuan, sikap, dan keterampilan kepada pasangan sebelum melangsungkan pernikahan. Kegiatan yang berlangsung secara online melalui zoom virtual meeting. Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah calon pengantin yang sudah mendaftar pernikahan. Dengan suasana penuh keakraban, para peserta mengikuti seluruh rangkaian materi yang disiapkan oleh tim fasilitator dan narasumber dengan antusias dan hangat.
Materi tentang Konflik dalam Rumah Tangga
Dalam kesempatan kali ini, Asep Misbah, S.HI sebagai narasumber utama dan Lucy Bastary, S.H selaku moderator yang pada pertemuan ini membawakan tema “Mengelola Konflik dalam Keluarga.” Beliau menyampaikan bahwa pernikahan bukan hanya menyatukan dua pribadi, tetapi juga menyatukan dua latar belakang, kebiasaan, dan pola pikir yang berbeda. Dari perbedaan inilah sering muncul potensi gesekan atau konflik.
Untuk menguatkan materinya, Asep Misbah mengutip firman Allah dalam QS. Al-Hujurāt ayat 13:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Wahai manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.”
“Pesan ayat ini jelas, bahwa perbedaan adalah sunnatullah. Allah menciptakan manusia dengan beragam latar belakang agar saling mengenal, bukan untuk berselisih. Begitu pula dalam rumah tangga, perbedaan hendaknya dijadikan sarana untuk saling memahami dan mendewasakan diri,” ujar Asep Misbah. Beliau kemudian menegaskan bahwa ada tiga langkah penting dalam mengelola konflik rumah tangga, yaitu mengendalikan emosi, membangun komunikasi yang terbuka, dan mencari solusi bersama. Lebih jauh, Asep Misbah menyoroti masalah egoisme yang sering kali menjadi akar dari pertengkaran pasangan. Ego yang tidak terkendali membuat seseorang merasa selalu benar, sulit mengalah, dan enggan mendengarkan pasangannya.
“Dalam rumah tangga, kita harus belajar menundukkan ego. Jangan selalu merasa diri paling benar, karena sikap itu akan melahirkan jarak dengan pasangan. Suami istri yang dewasa justru saling mengalah demi tercipta keharmonisan. Mengalah bukan berarti kalah, tetapi cara untuk memenangkan cinta dan menjaga keutuhan keluarga,” tegasnya.
Selain itu adalah pentingnya penguatan terhadap aspek pemahaman agama, atau keagamaan. Sebagaimana anjuran Rasulullah SAW, dimana dalam memilih calon pasangan tentu melihat bagaimana agamanya, nasabnya, kecantikannya dan hartanya. Beliau menambahkan dari semuanya jangan sampai lupa bahwa urgensi pada Ad-Dien (Agamanya), perlu memiliki pemahaman mendalam, kalo dirasa masih belum memiliki pemahaman secara luas, diharapkan terus untuk belajar, mengaji dan jangan sampai dijauhkan dari praktik berkeluarga.

Bimbingan dan perkawinan online KUA Penjaringan
Upaya Menekan Angka Perceraian
Selanjutnya Asep Misbah menyampaikan bahwa kegiatan Bimwin menjadi salah satu ikhtiar untuk menekan angka perceraian yang cukup tinggi di Indonesia, termasuk di wilayah Jakarta Utara. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa setiap tahunnya ada ratusan ribu kasus perceraian yang sebagian besar disebabkan oleh masalah komunikasi, egoisme, dan ketidakcocokan. “Oleh karena itu, kami ingin calon pengantin tidak hanya siap secara administratif, tetapi juga siap secara mental, emosional, dan spiritual. Materi tentang pengelolaan konflik ini sangat penting agar pasangan mampu menjaga keharmonisan rumah tangga,” ungkapnya.
Beliau juga menambahkan, keberadaan website resmi KUA Penjaringan kini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengakses informasi seputar layanan perkawinan, jadwal bimbingan, hingga konsultasi keluarga sakinah. Hal ini menjadi bentuk inovasi pelayanan agar lebih transparan, cepat, dan mudah dijangkau. Sehingga berbagai macam kendala di lingkungan keluarga sudah bisa di antisipasi secara lebih cepat, efektif dan efisien. Karena ini juga merupakan bagian dari komitmen kami di Penyuluh Agama Islam KUA Penjaringan dan KUA Penjaringan secara lebih besar dalam memberikan pelayanan yang optimal, unggul dan transparan.
Harapan bagi Calon Pengantin
Di akhir acara, para peserta bersama-sama membaca doa agar diberikan kemudahan dalam melaksanakan akad nikah serta kelak membina rumah tangga yang penuh berkah. Asep Misbah menutup materinya dengan pesan inspiratif: “Bahtera rumah tangga pasti menghadapi ombak. Namun dengan komitmen, komunikasi, kerendahan hati, dan doa, setiap pasangan mampu berlayar menuju keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah.” Dengan terselenggaranya kegiatan ini, diharapkan para calon pengantin memiliki bekal yang cukup untuk memulai kehidupan rumah tangga dengan lebih matang. KUA Penjaringan berkomitmen untuk terus menghadirkan layanan terbaik, baik secara tatap muka maupun melalui media digital, guna mendukung terwujudnya keluarga yang harmonis dan berdaya sejahtera serta mampu menghadapi tantangan zaman.